Bagi Anda yang sudah berkunjung ke museum Keraton Kasepuhan, Anda pasti pernah melihat lukisan potret Prabu Siliwangi. Lukisan tersebut merupakan hadiah dari seorang pelukis yang bernama Ridho pada tahun 2004. Menggunakan warna dominan cokelat dan putih, lukisan ini sempat viral pada masanya. Salah satu hal yang menarik adalah dari segi teknik melukisnya. Teknik ini membuat lukisannya pada bagian mata dan kakinya seolah-olah mengikuti pengunjung kemanapun arahnya. Menarik bukan?
Seperti yang kita ketahui, Prabu Siliwangi adalah kakek dari Sunan Gunung Jati. Ia memimpin kerajaan Pakuan Pajajaran pada tahun 1482-1521 M. Kerajaan Pajajaran mencapai puncak kejayaannya pada masa pemerintahan Prabu Siliwangi. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya peninggalan prasasti Batutulis yang dibuat oleh Prabu Surawasesa yang merupakan putranya dari Mayang Sunda.
Selama masa hidupnya Prabu Siliwangi memiliki banyak julukan, seperti Sri Baduga Maharaja Ratu Aji di Pajajaran, Sri Sang Ratu Dewata atau Ratu Jayadewata (Danasasmita, 2003, hal 40, 2014, hal 41). Setelah beliau wafat, gelar lainnya yaitu Prabu Guru Dewataprana dan Prabu Ratu (Suryani, 2009).
Selain Mayang Sunda, Prabu Siliwangi juga menikahi seorang wanita bernama Subanglarang yang kemudian memiliki dua keturunan yaitu pangeran Cakrabuana dan Larasantang. Suatu ketika Pangeran Cakrabuana (Walangsungsang) dan Larasantang memutuskan untuk masuk agama Islam dan pergi ke Mekkah untuk berhaji. Di sana Larasantang bertemu dengan Syarif Abdullah (dari Mesir dan keturunan Hasyim) yang nantinya mereka menikah. Pada tahun 1448 M, mereka dikaruniai keturunan yang dinamai Syarif Hidayatullah.